Day 1___________________
Undangan
"prraaannnnggg" terbelah 5 lah piring tersebut,
"kamu lagi kamu lagi, ga ada kapoknya mecahin piring" omel Bu Narta.
"maaf bu, saya tidak sengaja menjatuhkannya" jawab Duan memelas.
Duan, cowo ganteng yg bekerja di d’creek sebagai pelayan padahal dia berasal
dari keluarga berada. "maaf, maaf, sudah berapa kali kamu memecahkan
piring? hah?!" bentak Bu Narta ".........." Duan hanya terdiam
memandangi piring yg pecah dikelilingi suara gaduhnya dapur restoran.
"gaji kamu sayang potong ya Duan, sudah 7 kali kamu memecahkan piring
minggu ini" sambil melirik sinis Bu Narta memperingatkan Duan. Memang sial
buat Duan, seminggu ini ada aja masalah sepele yang di gede-gedein.
"capeknya hari ini...jam delapan ya hm kanan atau kiri?
warkop atau warteg?" menggaruk kepala pun ga cukup buat Duan menentukan mau kemana dia pergi.
Kelip lampu dan teriakan anak-anak masih terdengar meskipun jarum pendek jam menunjuk ke angka delapan, begini lah kehidupan di kota ini, layaknya kota yang tak pernah tidur. "mau pesen apa mas?" tanya Mbak Ratna (pemilik warkop) pada Duan, "susu putih sama roti bakar ya mbak, tumben jam segini mbak masih jaga?" tanya Duan sambil menaruh tas yang berisi seragam restoran di bangku warkop yg lumayan panjang. "Mas Ari lagi pergi wan, sebentar lagi pulang kok". Duan mulai mengabiskan roti bakar dan secangkir susu putih yg menghangatkan suasana di antara indahnya malam dan suntuknya perasaan Duan hari ini. Tak lama dia membayar dan langsung balik ke kos-annya.
Kelip lampu dan teriakan anak-anak masih terdengar meskipun jarum pendek jam menunjuk ke angka delapan, begini lah kehidupan di kota ini, layaknya kota yang tak pernah tidur. "mau pesen apa mas?" tanya Mbak Ratna (pemilik warkop) pada Duan, "susu putih sama roti bakar ya mbak, tumben jam segini mbak masih jaga?" tanya Duan sambil menaruh tas yang berisi seragam restoran di bangku warkop yg lumayan panjang. "Mas Ari lagi pergi wan, sebentar lagi pulang kok". Duan mulai mengabiskan roti bakar dan secangkir susu putih yg menghangatkan suasana di antara indahnya malam dan suntuknya perasaan Duan hari ini. Tak lama dia membayar dan langsung balik ke kos-annya.
"tok...tok...tok" "mus,
gue udah balik, bukain pintu dong, gue capek nih!" keluh Duan di depan
pintu kamar kos-annya, kamar berukuran 6x5 meter yg di tinggali 2 orang cowo
ganteng tapi kadang kelakuannya aneh. Ramus, temen sejak Duan kecil, anak
juragan beras di kampung halamannya. Mereka bersahabat sejak umur mereka masih
5 tahun. Bisa di tebak karena keanehan mereka berdua yg hampir mirip, mungkin
bisa di katakan satu spesies -____-. "iye bentar, sabar dikit ngapa
sih" gerutu Ramus sesaat sebelum membukakan pintu kamar. "seminggu
wan! seminggu ini muka lo kusut terus kalo pulang ke kos-an! ada apa sih?
ngeliat Dinar jalan sama cowonya lagi?" ketus bukan kepalang ngeliat Duan
dengan muka kusut seminggu ini. "bukan! masih aja sih ngomongin
Dinar" Dinar, cewe yg bikin Duan tergila-gila sejak SD, ya maklum Dinar itu
emang beda dari yg lain, dia cewe berkulit
putih, berpostur proporsional dengan rambut hitam bergelombang yg menutupi
kepalanya dan terkadang menutupi matanya yg indah. Di balik keindahan fisiknya,
terdapat kepribadian yg tanguh, semangat tinggi dan sikap yg lemah lembut. "udah ga
ada rasa kali gue sama dia, gausah lah bahas dia lagi" saut Duan sambil
melepas sepatu yg dia pakai setiap bekerja. "mau bohong sama gue ya? masih
jaman aja bohongin perasaan lo sendiri, kalo emang masih suka sih bilang aja
wan, gausah di pendem gitu kaleh...hahaha" tertawa dan tertawa, kemudian
Ramus duduk di samping Duan dan ngasih sebuah undangan "nih ada undangan
buat lo wan, kayanya spesial banget deh ha..ha..ha, gue tidur duluan ya,
ngantuk nungguin lo balik" Beranjak lah Ramus ke kasurnya dan mulai
memejamkan mata. "undangan apaan ini? paling orang sunatan atau
kawinan" pelan-pelan Duan membuka undangan itu, tanpa sebab yg jelas dia
tertawa kecil sambil membanting undangan yg di berikan oleh Ramus "omg!!
gue baru inget kalo 2 minggu lagi Dinar ulang tahun dan gue di undang ke
pestanya! cihaaayyyy" itu memang undangan pesta ulang tahun Dinar yg ke
19, dan baru kali ini Duan di undang ke pestanya itu, kasian ckck. Sekarang
sudah jam 11 malem, Duan dan Ramus udah menuju ke pulau mimpi mereka, di
selimuti angin yg berhembus pelan dan di temani suara jangkrik bernyanyi.
No comments:
Post a Comment